Total Tayangan Halaman

Kamis, 19 Mei 2011

Maraknya Futsal

Tentu kalian tau kan futsal itu apa? Futsal adalah olahraga permainan menggunakan bola dan terdiri dari dua tim yang masing-masing beranggotakan lima orang, termasuk penjaga gawang. Apa sih bedanya sama sepak bola? Nah memang tujuannya sama-sama memasukan bola ke gawang menggunakan kaki atau kepala (sundulan), tapi ukuran bolanya berbeda, lapangan juga berbeda serta peraturan yang berbeda.

Futsal turut juga dikenali dengan berbagai nama lain. Istilah “futsal” adalah istilah internasionalnya, berasal dari kata Spanyol atau Portugis, football dan sala.

Sekarang olahraga permainan ini telah terkenal dimana-mana di seluruh kalangan manapun dari anak kecil sampai orangtua, apalagi semakin banyak di bukanya lapangan-lapangan futsal indoor. Kebanyakan olahraga ini memang dimainkan oleh para kaum laki-laki, tapi tidak menutup kemungkinan kaum perempuan memainkan olahraga ini. Sudah banyak kaum perempuan yang menggeluti olahraga ini mungkin masih di kalangan SMA, kuliah bahkan ibu-ibupun ada, olahraga yang menyenangkan sekaligus menyehatkan. Dikalangan ilmu kelautan sendiri futsal sedang marak sparing sana-sini, ini juga membantu mempererat tali silahturahim.

Macam - macam Arus laut

Oleh :
Kintantya Qurrata A’yunin
26020110130090

Jurusan Ilmu Kelautan
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan
Universitas Diponegoro


Arus laut adalah gerakan massa air laut yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Faktor Penyebab Terjadinya Arus
Arus di permukaan laut terutama disebabkan oleh tiupan angin, sedang arus di kedalaman laut disebabkan oleh perbedaan densitas massa air laut. Selain itu, arus di permukan laut dapat juga disebabkan oleh gerakan pasang surut air laut atau gelombang. Arus laut dapat terjadi di samudera luas yang bergerak melintasi samudera (ocean currents), maupun terjadi di perairan pesisir (coastal currents). Penyebab utama arus permukaan laut di samudera adalah tiupan angin yang bertiup melintasi permukaan Bumi melintasi zona-zona lintang yang berbeda. Ketika angin melintasi permukaan samudera, maka massa air laut tertekan sesuai dengan arah angin.
Pola umum arus permukaan samudera dimodifikasi oleh faktor-faktor fisik dan berbagai variabel seperti friksi, gravitasi, gerak rotasi Bumi, konfigurasi benua, topografi dasar laut, dan angin lokal. Interaksi berbagai variabel itu menghasilkan arus permukaan samudera yang rumit. Karena gerakannya yang terus menerus itu, massa air laut mempengaruhi massa udara yang ditemuinya dan merubah cuaca dan iklim di seluruh dunia.

Gelombang yang datang menuju pantai membawa massa air dan momentum, searah penjalaran gelombangnya. Hal ini menyebabkan terjadinya arus di sekitar kawasan pantai. Penjalaran gelombang menuju pantai akan melintasi daerah-daerah lepas pantai (offshore zone), daerah gelombang pecah (surf zone), dan daerah deburan ombak di pantai (swash zone). Diantara ketiga daerah tersebut, Bambang Triatmodojo (1999) menjelaskan bahwa karakteristik gelombang di daerah surf zone dan swash zone adalah yang paling penting di dalam analisis proses pantai.
Menurut Dean dan Dalrymple (2002), perputaran/sirkulasi arus di sekitar pantai dapat digolongkan dalam tiga jenis, yaitu: arus sepanjang pantai (Longshore current), arus seret (Rip current), dan aliran balik (Back flows/cross-shore flows). Sistem sirkulasi arus tersebut seringkali tidak seragam antara ketiganya bergantung kepada arah/sudut gelombang datang. Pada kawasan pantai yang diterjang gelombang menyudut (αb > 5o) terhadap garis pantai, arus dominan yang akan terjadi adalah arus sejajar pantai (longshore current).

Sedangkan apabila garis puncak gelombang datang sejajar dengan garis pantai, maka akan terjadi 2 kemungkinan arus dominan di pantai. Yang pertama, bila di daerah surf zone terdapat banyak penghalang bukit pasir (sand bars) dan celah-celah (gaps) maka arus yang terjadi adalah berupa sirkulasi sel dengan rip current yang menuju laut. Kemungkinan kedua, bila di daerah surf zone tidak terdapat penghalang yang mengganggu maka arus dominan yang terjadi adalah aliran balik (back flows).
Terjadinya rip current Namun karena pengaruh hidrodinamik laut yang sangat kompleks, maka yang biasanya terjadi adalah kombinasi dari kondisi-kondisi di atas. Seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Macam-macam arus :

1. Arus Permukaan Laut di Samudera (Surface Circulation) disebabkan Angin Muson
Faktor utama adalah tiupan angin yang bertiup melintasi permukaan Bumi melintasi zona-zona lintang yang berbeda. Ketika angin melintasi permukaan samudera, maka massa air laut tertekan sesuai dengan arah angin. Pola umum arus permukaan samudera dimodifikasi oleh faktor-faktor fisik dan berbagai variabel seperti friksi, gravitasi, gerak rotasi Bumi, konfigurasi benua, topografi dasar laut, dan angin lokal. Interaksi berbagai variabel itu menghasilkan arus permukaan samudera yang rumit. Arus di samudera bergerak secara konstan melintasi samudera yang luas dan membentuk aliran yang berputar searah gerak jarum jam di Belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere), dan berlawanan arah gerak jarum jam di Belahan Bumi Selatan (Southern Hemisphere). Karena gerakannya yang terus menerus itu, massa air laut mempengaruhi massa udara yang ditemuinya dan merubah cuaca dan iklim di seluruh dunia.

2. Arus di Kedalaman Samudera (Deep-water Circulation) disebabkan Proses Konveksi
Faktor utama yang mengendalikan gerakan massa air laut di kedalaman samudera adalah densitas air laut. Perbedaan densitas diantara dua massa air laut yang berdampingan menyebabkan gerakan vertikal air laut dan menciptakan gerakan massa air laut-dalam (deep-water masses) yang bergerak melintasi samudera secara perlahan. Gerakan massa air laut dalam tersebut kadang mempengaruhi sirkulasi permukaan. Perbedaan densitas massa air laut terutama disebabkan oleh perbedaan temperatur dan salinitas air laut. Oleh karena itu, gerakan massa air laut dalam tersebut disebut juga sebagai sirkulasi termohalin (thermohaline circulation).

3. Arus Pasang Surut (Tidal Current)
Arus pasang surut terjadi terutama karena gerakan pasang surut air laut. Arus ini terlihat jelas di perairan estuari atau muara sungai. Bila air laut bergerak menuju pasang, maka terlihat gerakan arus laut yang masuk ke dalam estuari atau alur sungai; sebaliknya ketika air laut bergerak menuju surut, maka terlihat gerakan arus laut mengalir ke luar.

4. Arus Sepanjang Pantai (longshore current) dan Arus Rip (rip current)
Kedua macam arus ini terjadi di perairan pesisir dekat pantai, dan terjadi karena gelombang mendekat dan memukul ke pantai dengan arah yang muring atau tegak lurus garis pantai. Arus sepanjang pantai bergerak menyusuri pantai, sedang arus rip bergerak menjauhi pantai dengan arah tegak lurus atau miring terhadap garis pantai.


5. Arus Panas dan Arus Dingin
Keduanya merupakan arus yang disebabkan perbedaan suhu air laut dengan suhu air laut disekitarnya. Arus panas terjadi jika suhu air laut lebih panas daripada air laut sekitarnya, sedang arus dingin terjadi bila suhu air laut lebih dingin dari suhu air laut sekitarnya.

6. Break Current
Arus air yang mengalir kuat ke arah laut dari sekitar pantai, biasanya melalui garis selancar, dan dapat terjadi pada setiap pantai yang bergelombang pecah. Saat angin dan gelombang laut mendorong air menuju pantai, air sering didorong menyamping oleh gelombang yang mendekat. Air ini mengalir ke sepanjang garis pantai sampai menemukan jalan keluar kembali ke laut atau ke perairan danau yang terbuka. Arus pecah yang dihasilkan biasanya sempit dan terletak di sebuah parit antara gosong pasir, di bawah dermaga atau sepanjang dermaga jetti.
Macam-macam arus laut menurut letaknya, yaitu :
• arus bawah
• arus atas
Macam-macam arus laut menurut suhunya, yaitu :
• arus panas
• arus dingin
Macam-macam arus laut menurut cara terjadinya :
• arus laut karena pengaruh tiupan angin.
• arus laut karena perbedaan kadar garam/berat jenis
• arus laut karena perbedaan tinggi rendah permukaan air laut yang disebabkan oleh pasang surut.
• arus laut karena pengaruh daratan/benua.

3.1. Arus di samudra pasifik
Samudra pasifik neruipakan samudra yang terluas didunia. Samudra ini dibedakam menjadi dua kelompok. Yaitu :
a) di sebelah utara khatulistiwa
• arus khatulistiwa utara, arus panas yang bergerak menuju barat dan sejajar dengan garis khatulistiwa yang digerakkan oleh angin pasat timur laut.
• arus kuroshiwo, arus panas yang mengalir dari Filipina menuju perairan Jepang, selanjutnya ke Amerika Utara.
• arus kalifornia, arus dingin kelanjutan dari Kuroshiwo, bergerak di pesisir barat Amerika Utara ke arah khatulistiwa.
• arus oyashiwo, arus dingin dari selat Bering menuju ke selatan Kepulauan Jepang dan bertemu Arus Kuroshiwo. Pertemuan dua arus ini membuat perairan di sekitarnya kaya akan ikan, karena di temat tersebut keberadaan plankton sangat melimpah.


b) di sebelah selatan khatulistiwa
• arus khatulistiwa selatan, arus panas yang bergerak ke barat sejajar dengan garis khatulistiwa akibat angin pasat tenggara.
• arus humboldt atau arus peru, arus laut dingin yang mengalir di pesisir barat Amerika Selatan ke arah utara.
• arus australia timur, arus laut yang bergerak di sepanjang pesisir Australia Timur ke selatan.
• arus angin barat, merupakan arus laut di Australia timur yang mengalir menuju ke timur.

3.2. Arus di samudra Hindia
a) di sebelah utara khatulistiwa
• arus laut muson barat daya, arus panas yang bergerak menyusuri Laut Arab dan Teluk Benguela, akibat angin musim barat daya.
• arus laut muson timur laut, arus laut panas bergerak ke barat melalui Teluk Benguela dan Laut Arab.

b) di sebelah selatan khatulistiwa
• arus maskarena dan arus agulhas, arus panas yang mengalir ke selatan melewati pantai Pulau Madagaskar Timur sedangkan Arus Agulhas di sebelah barat.
• arus angin barat, arus laut dingin yang menyusuri pantai barat Benua Australia ke arah utara.

3.3 Arus di samudra Atlantik

a) di sebelah utara khatulistiwa
• arus Greenland timur, arus laut dingin yang bergerak dari kutub utara menuju pulau Greenland.
• arus labrador, arus dingin yang bergerak dari kutub utara ke selatan melewati pantai timur Labrador.
• arus canari, arus dingin yang bergerak melalui pesisir Spanyol dan mengalir ke selatan (pantai barat Afrika).

b) di sebelah selatan khatulistiwa
• arus khatulistiwa selatan, arus laut panas yang bergerak ke barat, sejajar dengan garis khatulistiwa. Arus ini didorong oleh angin pasat tenggara.
• arus brazilia, arus panas yang mengalir menyusuri pantai Amerika Selatan (Brazilia) dan terus mengalir ke selatan.
• arus benguela, arus dingin yang bergerak ke arah utara menyusuri pantai barat Afrika Selatan dan yang akhirnya kembali menjadi Arus Khatulistiwa Selatan.
• arus angin barat, merupakan kelanjutan dari Arus Brazilia yang ke arah timur dan berupa arus dingin.

Metode Perolehan Data Arus.
Pengukuran Arus Secara Insitu
Agar memperoleh ketepatan pengukuran yang baik, pengukuran harus dilakukan di sepanjang kolom pengukuran. Ketersediaan alat ukur (misalnya: current meter) membatasi kemampuan melakukan pengukuran secara sekaligus di satu kolom pengukuran. Arus di perairan pantai tidak bergerak dengan kecepatan yang tetap, melainkan berfluktuasi, baik secara acak maupun sistematik. Fluktuasi kecepatan arus berkisar mulai dari perioda singkat (detik) sampai panjang (jam). Fluktuasi kecepatan arus singkat dan acak dapat disebabkan oleh turbulensi dan pengaruh angin atau gelombang. Fluktuasi kecepatan arus panjang dan sistematik dapat disebabkan oleh siklus pasang surut. Status termaju teknologi pengukuran arus saat ini adalah dengan metoda akustik menggunakan ADCP yang memanfaatkan prinsip Doppler untuk mengukur kecepatan arus. ADCP mengirimkan gelombang akustik dengan frekuensi tertentu yang diketahui ke kolom air. Beberapa saat kemudian, ADCP mendengarkan pantulannya kembali dari partikel-partikel padat yang melayang dalam air. Teknologi akustik semacam ADCP memungkinkan pengukuran arus dengan akurasi tinggi. Dengan ADCP, resolusi temporal dan spasial yang tinggi untuk pengukuran arus dapat dicapai (adcpartikel.htm).

Perolehan Data Arus Dengan Satelit Altimetri
Dikutip dari www.geodesy.gd.itb.ac.id.htm, secara umum sistem satelit altimetri mempunyai tiga objektif ilmiah jangka panjang yaitu: mengamati sirkulasi lautan global, memantau volume dari lempengan es kutub, dan mengamati perubahan muka laut rata-rata (MSL) global. Dalam konteks geodesi, objektif terakhir dari misi satelit altimetri tersebut adalah yang menjadi perhatian. Dengan kemampuannya untuk mengamati topografi dan dinamika dari permukaan laut secara kontinyu, maka satelit altimetri tidak hanya bermanfaat untuk pemantauan perubahan MSL global, tetapi juga akan bermanfaat untuk beberapa aplikasi geodetik dan oseanografi seperti yang diberikan [SRSRA, 2001; Seeber, 1993]:
- Penentuan topografi permukaan laut (SST)
- Penentuan topografi permukaan es
- Penentuan geoid di wilayah lautan
- Penentuan karakteristik arus dan eddies
- Penentuan tinggi (signifikan) dan panjang (dominan) gelombang
- Studi pasang surut di lepas pantai
- Penentuan kecepatan angin di atas permukaan laut
- Penentuan batas wilayah laut, dan es
- Studi fenomena El Nino
- Manajemen sumber daya laut
- Unifikasi datum tinggi antar pulau
Begitu banyak hal yang dapat kita pelajari dengan mengaplikasikan teknologi Satelit Altimetri, sehingga teknologi ini mulai menjadi trend baru dalam dunia science dan rekayasa geodesi kelautan, oceanografi, dan bidang-bidang ilmu terkait lainnya.
Satelit Altimetri diperlengkapi dengan pemancar pulsa radar (transmiter), penerima pulsa radar yang sensitif (receiver), serta jam berakurasi tinggi. Pada sistem ini, altimeter radar yang dibawa oleh satelit memancarkan pulsa-pulsa gelombang elektromagnetik (radar) kepermukaan laut. Pulsa-pulsa tersebut dipantulkan balik oleh permukaan laut dan diterima kembali oleh satelit.

Informasi utama yang ingin ditentukan dengan satelit altimetri adalah topografi dari muka laut. Hal ini dilakukan dengan mengukur ketinggian satelit di atas permukaan laut dengan menggunakan waktu tempuh dari pulsa radar yang dikirimkan kepermukaan laut, dan dipantulkan kembali ke satelit.

Untuk mengeliminasi efek dari gelombang serta gerakan muka laut berfrekuensi tinggi lainnya, jarak ukuran adalah jarak rata-rata dalam daerah footprint. Dari data rekaman waktu tempuh sinyal kita dapat menentukan posisi vertikal permukaan laut, topografi muka laut (SST), Undulasi Geoid, Topografi es, lokasi dan kecepatan arus laut. Dari data amplitudo gelombang pantul kita dapat memperoleh informasi mengenai kecepatan angin sepanjang permukaan groundtrack satelit, dan batas laut serta es. Sementara itu dari data bentuk dan struktur muka gelombang pantul kita dapat melihat tinggi gelombang, panjang gelombang dominan, informasi termoklin, dan kemiringan lapisan es.

Laporan Fitoplankton

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Produktivitas perairan merupakan satu kesatuan dari produktifitas primer yang dalam artian umum adalah laju produksi bahan organik (dinyatakan dalam C=karbon) melalui reaksi fotosintesis per satuan volume atau luas suatu perairan tertentu, yang dapat dinyatakan dalam satuan seperti mg C/m3/hari atau mg C/m2/tahun. Besarnya produksi itu sendiri dikenal sebagai produksi primer, yang dapat dinyatakan dengan satuan seperti g C/m3. Tetapi dalam praktiknya, kedua istilah itu sering digunakan dengan saling tukar. Dalam hal ini yang mengambil peran penting dalam produktifitas laut adalah plankton (Barry H., 1984)

Dalam sumber daya perairan dapat ditentukan tinggi rendahnya tingkat potensial berdasarkan tingkat produktivitas suatu perairan yang dilatar belakangi oleh kajian fisik, kimiawi maupun hayati. Sedangkan plankton adalah termasuk dalam kajian fisik hayati (Castro dan Huber 2000).

Plankton merupakan biota (hewan maupun tumbuhan) yang hidupnya melayang atau mengambang dalam air, dan selalu terbawa hanyut oleh arus. Istilah plankton diperkenalkan oleh Victor Hensen tahun 1887, yang berasal dari bahasa yunani ,”planktos”, yang berarti menghanyut atau mengembara. Plankton dibagi menjadi beberapa golongan sesuai dengan fungsi, ukuran, daur hidup dan sifat sebarannya. Plankton yang berupa hewan disebut zooplankton sedangkan yang berupa tumbuhan disebut fitoplankton (Castro dan Huber 2000)
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah dengan adanya praktikum planktonologi ini praktikan diharapkan dapat:
1. Mengetahui definisi serta terminology Fitoplankton
2. Mengklasifikasikan genus serta cirri-ciri Fitoplankton





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Plankton
Plankton adalah suatu organisme yang berukuran kecil yang hidupnya terombang ambing oleh arus air. Mereka terdiri dari makhluk hidup sebagai hewan (zooplankton) ataupun sebagai tumbuhan (fitoplankton).Kelompok-kelompok organisme yang hanyut bebas dalam laut dan sangat lemah daya renangnya dinamakan plankton. Kemampuan berenang organisme-organisme planktonik demikian lemah sehingga mereka sama sekali dikuasai oleh gerakan-gerakan air. Plankton dapat dibagi menjadi dua golongan, yakni : fitoplankton terdiri dari tumbuhan laut yang bebas melayang dan hanyut dalam laut serta mampu berfotosintesisi dan zooplancton ahila hewa-hewan laut yang planktonik. (Nybbaken,1982)Arinardi,dkk (1997) mengelompokkan plankton berdasarkan ukuran, habitat, serta daur hidupnya. Berdasarkan ukurannya, plankton dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok yang dapat di lihat pada table (Dussart, 1965 dalam Omori Ikeda, 1984).
Plankton adalah suatu organisme yang berukuran kecil yang hidupnya erombang ambing oleh arus di laut bebas. Mereka terdiri dari makhluk-makhluk yang hidupnya sebagai hewan (zooplankton) dan sebagai tumbuhan (phytoplankton). Kecilnya ukuran plankton tidakla mengandung arti bahwa plankton tidaklah mengandung arti bahwa mereka adalah organisme yang kurang penting. Mereka merupakan sumber makanan bagi ikan komersial yang penting yang hidup di lautan. Dengan kata lain, kelangsungan hidup ikan bergantung pada jumlah plankton yang ada. Ikan merupakan salah satu makanan penting bagi manusia, secara tidak langsung makanan yang kita makanpun tergantung pada mereka (Hutabarat, 1986).
Ukuran dari organisme plankton pada umumnya relative sangat kecil atau berukuran mikroskopis. Sepanjang hidupnya selalu terapung dan daya hidupnya tergantung dari pergerakan masa air ata pola arus. Namun demikian, terdapat pula jenis plankton yang pergerakannya sangat kuat sehingga dapat melakukan migrasi harian. (Trimaningsih,2005)





Tabel. Pengelompokkan plankton berdasarkan ukurannya.
Kelompok Ukuran Biota utama
Plankton non-net*
Ultrananoplankton
Nanoplankton
Mikroplanton


Plankton net*
Mesoplankton
Makroplankton

Mikronekton

Megaloplankton
2 m
2 – 20 m
20 – 200 m



200 m – 2 mm
2 – 20 mm

20 – 200 mm

20 mm
Bakteria
Fungi, Flagellata, dan Diatom kecil
Sebagian besar fitoplankton, Foraminifera, Ciliata, Rotifera , dan Nauplius Copepoda

Cladocera, Copepoda, dan Larvaceae
Pteropoda, Copepoda, Euphausiid, Chaetognatha.
Chepalopoda,Euphausiid, Sargestid, Myetopid.
Scyphozoa, Thaliaceae .
Masih ada dua isilah lagi bagi plankton, yaitu yang bersangkut-paut dengan daur hidup organisme planktonik. Suatu organisme akuatik yang seluruh daur hidupnya bersifat planktonik termasuk golongan holoplankton. Kemudian, meroplankton ialah organisme-organisme akuatik yang hanya sebagian dari daur hidupnya bersifat plantonik. Termasuk dalam golongan meroplankton ialah berbagai larva hewan laut yang pada stadium dewasa hidup sebagai bentos atau nekton (Nybbaken,1982)
Klasifikasi Plankton
Berdasarkan kedalamannya plankton dapat dibagi menjadi :
1. Pleuston, adalah biota plankton yang menempati bagian permukaan air laut, dimana selalu berhubungan dengan udara. Kelompok plankton ini seringkali diklasifikasikan kedalam kategori tersendiri dari plankton dikarenakan pergerakannya lebih banyak dipengaruhi oleh angin dibandingkan dengan arus. Contohnya : Physalia dan Velella ( Hydrozoa ).
2. Neuston, adalah biota plankton yang tinggal pada lapisan permukaan dari kedalaman beberapa sampai dengan 10 millimeter.
3. Epipelagic Plankton, adalah biota plankton yang menempati lapisan perairan sampai dengan kedalaman 300 m pada siang hari.
4. Mesopelagic Plankton, adalah biota plankton yang menempati lapisan perairan diantara 300 sampai dengan 1000 meter pada siang hari.
5. Bathypelagic Plankton, adalah biota plankton yang menempati lapisan perairan diantara 1000 sampai dengan 3000 - 4000 meter pada siang hari.
6. Abyssopelagic Plankton, adalah biota plankton yang menempati lapisan perairan lebih dari 3000 - 4000 meter.
7. Epibenthic Plankton ( Demersal atau Bottom Living Plankton ), adalah biota plankton yang menempati lapisan perairan mendekati dasar atau secara temporer berkaitan dengan lapisan permukaan dasar.
Sedangkan pengelompokan plankton berdasarkan habitat adalah sebagai berikut:
A. Plankton bahari (haliplankton)
a.Plankton oseanik : plankton yang hidup di luar paparan benua.
b.Plankton neritik: plankton yang hidup diatas paparan benua (mulutsungai, perairan pantai, dan perairan lepas pantai).
c.Plankton air payau : plankton yang hidup di perairan salinitas rendah (0,5 – 30 ).
B. Plankton air tawar (limnoplankton)
( Omori dan Ikeda 1992)

Semua plankton yang hidup di perairan dengan selinitas kurang dari 0,5 Sedangkan pengelompokkan plankton berdasarkan daur hidupnya adalah sebagai berikut :
A. Plankton tetap (holoplankton)
Biota yang seluruh daur hidupnya dilalui sebagai plankton.
Contoh : Chaetognatha dan Copepoda.
B. Plankton sementara (meroplankton)
Biota yang sebagian hidupnya dilalui sebagai plankton, misalnya pada stadia telur dan larva berbagai jenis ikan, cumi dan kerang kerangan ( Omori dan Ikeda 1992)
Plankton terdiri dari dua kelompok besar organisme akuatik yang berbeda yaitu organisme fotosintetik atau fitoplankton dan organisme non fotosintetik atau zooplankton. (Sunarto, 2008)

2.2. Fitoplankton

Phytoplankton adalah termasuk bentuk biota tanaman ; dimana bentuk biota tanaman tersebut bersifat autotrophic dan menyumbang secara langsung terhadap keberadaan pakan di permukaan air dengan mengembangkan protoplasmanya dan cadangan makanan secara langsung dari karbon dioksida dan larutan garam di laut( Newell and Newell , 1977 ). Menurut Sachlan ( 1982 ) dan Arinardi dkk ( 1997 ) yang dimaksud dengan phytoplankton adalah plankton nabati. Selanjutnya Sumich dan Dudley ( 1992 ) mendefinisikan phytoplankton adalah biotra mikroskopik, mengapung bebas dan merupakan produser primer. Lebih lanjut ditambahkan bahwa phytoplankton adalah biota laut photosintetik, sebagai produser primer ekosistem laut, dan berada pada rantai pertama dari jaring – jaring makanan.

Fitoplankton atau plankton nabati adalah plankton tumbuhan yang berukuran microscopis, yang hidup di perairan dengan pergerakan yang lemah dan sangat dipengaruhi oleh pergerakan arus sekecil sekalipun. Jenis plankton ini dapat berfotosintesis dan merupakan pemasok energi terbesar dalam ekosistem laut dan juga berperan sebagai Poduser primer dalam jaring – jaring makanan . Pada umumnya fitoplankton di laut didomonasi oleh Diatom ( bacillariophiceae ), Diniflagellata, Coccolithophore dan Criptomonads, namun yang sering terjaring adalah diatom dan dinoflagellata sebab mempunyai ukuran yang lebih besar jika dibandingkan dengan fitoplankton yang lain.
Pertumbuhan fitoplankton sangat tergentung pada kondisi perairan, sinar matahari kandungan nutrient dan jumlah predator ( pemangsa ) yang ada di perairan itu. Karena sinar matahari umumnya selalu tersedia di daerah tropis seperti Indonesia, maka pada perairan dengan kandungan nutrient tinggi dapat mengakibatkan terjadinya ledakan pertumbuhan fitiplankton atau sering disebut dengan bloming ftoplankton.
Secara alami kepadatan fitoplankton dapat dikontrol oleh organisma yang memakan fitoplankton seperti zooplankton; kompetisi antar sesama alga; dan bisa punah akibat kehadiran parasit seperti: protozoa, kapang, bakteri atau virus ( Nutja dkk, 1997 )
Adapun keberadaan Fitoplankton di lautan adalah sangat banyak, namun Fitoplankton yang sering terjaring di perairan adalah yang tergolong ke dalam dua kelompok besar, yaitu Diatom dan Dinoflagellata.
1. Diatom ( bacillariopiceae )
Diatom mudah dibedakan dari Dinoflagelata karena diatom hidup dalam suatu kotak gelas yang unik dan tidak memiliki alat – alat gerak. Kotak ini terdiri dua bagian ( epiteca dan hipoteca ) yang dinamakan katup ( valve ). Bagian yang menyatukan kedua bagian ini disebut Girdle. Bagian hidup diatom terdapat dalam kotak ini. Kotak terbuat dari silicon dioksida yaitu bahan utama pembuat gelas, berhiaskan lubang – lubang besar kecil dengan pola – pola yang khas menurut spesies Diatom.Adanya hiasan–hiasan ini menyebabkan Diatom popular diantara mereka.yang dalam pekerjaannya menggunakan mikroskop konvensional atau mikroskop elektronik (Nybakken, 1992)

Diatom merupakan Produsen primer yang terbanyak. Mereka terdapat disemua bagian lautan, tetapi teramat melimpah didaerah permukaan dan dilintang tinggi, dimana terdapat air dingin yang penuh zat hara. Biota bersel satu ini umumnya dinamakan alga coklat emas karena warnanya. Diatom mempunyai ukuran yang sangat beranekaragam, dari beberapa micrón sampai beberapa milimeter. Kerangka silikonnya menunjukkan bebtuk – bentuk dan pola – pola rumit dan halus ( Kasijan & Juwana, 1999)
2. Dinoflagellata
Kelompok utama kedua, Dinoflagelata dicirikan oleh sepasang flagela yang digunakan untuk bergerak di dalam air. Dinoflagelata tidak memiliki kerangka luar yang terbuat dari silikon, tapi sering memiliki suatu “Baju Zirah” berupa lempeng lempeng celulosa yaitu suatu karbohidarat. Pada umumnya dinoflagelata berukuran kecil hidup tunggal dan jarang membentuk rantai. Sama halnya dengan Diatom, Dinoflagelata berkembang biak melalui proses pembelahan. Beberapa Dinoflagelata seperti Noctiluca mampu menghasilakan cahaya melalui proses Bioluminesense. Bila Noctiluca terdapat dalam jumlah besar mereka dapat menyebabkan jalur ombak tampak bercahaya di malam hari. Banyak Dinoflagelata seperti Noctiluca tidak dapat berfotosintesis. Anggota Fitoplankton yang merupakan minoritas ialah berbagai alga hijau biru, Kokolitofor dan Siliko flagelata. Cynophyceae lautan hanya terdapat dilaut tropik dan sering kali membentuk filamen yang padat dan mewarnai laut (Nybakken, 1992).

BAB III
MATERI DAN METODE



3.1 Waktu dan Tempat
3.1.1 Fitoplankton 1
Hari, Tanggal : Senin, 11 April 2011
Pukul : 14.00 – 15.00 WIB
Tempat : Laboratorium Biologi Laut, Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Semarang

3.1.2 Fitoplankton II
Hari, Tanggal : Senin, 18 April 2011
Pukul : 14.00 – 15.00 WIB
Tempat : Laboratorium Biologi Laut, Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Semarang

3.1.3 Fitoplankton III
Hari, Tanggal : Senin, 25 April 2011
Pukul : 14.00 – 15.00 WIB
Tempat : Laboratorium Biologi Laut, Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Semarang

3.1.4 Fitoplankton IV
Hari, Tanggal : Senin, 2 Mei 2011
Pukul : 14.00 – 15.00 WIB
Tempat : Laboratorium Biologi Laut, Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Semarang





3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat
1. Mikroskop
Mikroskop adalah suatu benda yang berguna untuk memberikan bayangan yang diperbesar dari benda-benda yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop terdiri dari beberapa bagian yang memiliki fungsi tersendiri untuk mengidentifikasi dari sampel plankton yang telah ditaruh dikaca preparat dengan dilapisi deagles.
2. Sedgewick Rafter
Merupakan tempat ditaruhnya sampel plankton yang telah diambil dengan menggunakan pipet tetes,yang kemudian sampel tersebut diteteskan diatasnya yang kemudian diamati dengan menggunakan mikroskop.
3. Buku Identifikasi
Merupakan media untuk menentukan dari jenis plankton yang sudah ditemukan dengan mikroskop.
4. Pipet Tetes
Merupakan alat yang digunakan untuk mengambil sampel dari plankton yang terdapat dalam gelas beker,dan kemudian diteteskan keatas kaca preparat
5. Alat tulis
Untuk menggambar dan menulis hasil praktikum
6. Tissue
Untuk membersihkan air yang berada pada cover glass
7. Cover Glass
Untuk Menutup Sedgewick setelah ditetesi sampel
8. Botol Sampel
Digunakan untuk tempat sampel plankton

3.2.2 Bahan

1. Formalin 4%
Digunakan untuk mengawetkan sampel plankton
2. Sampel Fitoplankton
Sampel yang akan diamati
3. Lugol
Untuk memberikan warna



3.3 Cara Kerja

1. Menyiapkan Mikroskop dan peralatan praktikum
2. Mengambil sampel fitoplankton dengan menggunakan pipet tetes sebanyak 1 ml
3. Menaruh sampel kedalam Sedewick rafter, kemudian di tutup dengan cover glass, jangan sampai ada gelembung udara
4. Mengamati sampel fitoplankton dengan pembesaran mikroskop
5. Gambar dan definisikan






BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa sampel fitoplankton, didapatkan lima belas jenis fitoplankton yang sebagian besar dari divisi Bacillariophyta sebanyak 8 genus, Chrysophyta sebanyak 4 genus dan Pyrrophycophyta, Chyanophyta, Dinoflagellata masing-masing 1 genus. Genus yang saya temukan dalam praktikum Fitoplankton ini adalah: Mastogloia, Nitzchia, Bacteriastrum, Asterionella, Strepthoteca,Hemiaulus, Navicula, Coscinodiscus, Pleurosigma,Gyrosigma, Noctiluca, Calothrix, Ceratium.
Biddulphia, dan Skeletonema.Didapatkan 2 genus yang sama tercatat dalam hasil praktikum ini yaitu Nitzchia, sebenarnya genus-genus dari Divisi Bacillariophyta sering ditemukan dalam praktikum. Bacillariophyta (diatom) kata bacil yang berarti batang, sehingga sebagian besar genus dari Bacillariophyta berbentuk seperti batang.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fitoplankton yaitu; Cahaya, Salinitas, Turbiditas, Nutrien,Suhu



5.2 Saran
1. Pada saat pengidentifikasian banyak sampel yang rusak, jadi pada saat sampling lebih baik sampel plankton yang didapatkan langsung dimasukkan kedalam botol sampel dan larutan yang digunakan berupa formalin 4 % sehingga sampel plankton tidak rusak karena sampel yang berupa fitoplankton mudah rusak.
2. Pastikan alat dalam keadaan baik, sehingga tidak mengganggu dalam pelaksanaan praktikum ini.
3. Hati-hati dalam menggunakan alat.
4. Sebaiknya praktikan di ajak dalam proses pengambilan sampel sehingga dapat mengetahui habitat dari fitoplankton tersebut.




DAFTAR PUSTAKA



Angka, S.L. dan Maggy. T.S. 2000. Bioteknologi Hasil Laut. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Laut, IPB, Bogor.
Arinardi, O.H., A.B. Sutomo, S.A. Yusuf, Trianingnsih, E. Asnaryanti dan S. H. Riyono. 1997. Kisaran Kelimpahan dan Komposisi Plankton Predominan di Perairan Kawasan Timur Indonesia. P3tyfO-LIPI. Jakarta.
Boney, A. D. 1989. New Studies in Biology-Phytoplankton. Second Edition. London: Great Britain.
Briggs,M.2004.WidescaleBiodieselProductionfromAlgae.http://www.unh.edu/p2/biodiesel/article_algae.html. Diakses 22 Juni 2009.
Campbell, N.A, J.B.Reece & L.G. Mitchell. 2002. Biologi Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Davis, C.C. 1951. The Marine and Freshwater Plankton. Michigan State University Press, USA.
Ginet, R & A.L. Roux, 1974. Les Plans d’Organisation du Règne Animal : Manuel de Zoologie. Doin Edit. 247
Goldman, C.R. and A.J. Home. 1983. Limnology. Mc. Graw Hill Internaional Book Company, Tokyo
Newell, C.E & Newell, R.C., 1977. Marine Plankton. Hutcn mhinson & Co. 231p
Nontji Anugrah. 2008. Plankton Laut. LIPI press. Jakarta.
Nybakken, J.W. 1982. Biologi Laut. Suatu Pendekatan Ekologis. Alih bahasa H. Muh. Eidman. PT. Gramedia, Jakarta.
Parsons, T.R. Masayuki, T. dan Barry H., 1984. Biological Oceanographic Processes. 3rd Edition. Pergamon Press, Oxford
Romimohtarto, K dan Juwana, S. 1999. Biologi Laut-Ilmu Pengetahuan tentang Biota Laut. Jakarta: P3O-LIPI.
Sulisetijono, 2009. Bahan Serahan Alga. Malang: UIN Press.
Tjitrosoepomo Gembong. 1998. Taksonomi Tumbuhan. UGM press. Yogyakarta.
anovssetya.blogspot.com
Diakses pada hari Jum’at, 29 April 2011 pukul: 14.30wib
http://lawrencehallofscience.stores.yahoo.net/scum.html
Diakses pada hari Jum’at, 29 April 2011 pukul: 14.30wib
http://www.sith.itb.ac.id
Diakses pada hari Rabu, 4 Mei 2011 pukul: 20.45wib
repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/5436/C08yhe.pdf?...4
Diakses pada hari Jum’at, 29 April 2011 pukul: 14.30wib
tyanagbio.blogspot.com/.../laporan-taksonomi-tumbuhan-rendah-kelas_5779.html
Diakses pada hari Jum’at, 29 April 2011 pukul: 14.30wib
www.scribd.com/doc/39946291/Acara-Praktikum-1-Takson-Ira
Diakses pada hari Kamis, 5 Mei 2011 pukul: 19.00wib
zaifbio.wordpress.com/2009/01/30/chrysophyta
Diakses pada hari Jum’at, 29 April 2011 pukul: 14.30wib