Total Tayangan Halaman

Kamis, 19 Mei 2011

Laporan Fitoplankton

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Produktivitas perairan merupakan satu kesatuan dari produktifitas primer yang dalam artian umum adalah laju produksi bahan organik (dinyatakan dalam C=karbon) melalui reaksi fotosintesis per satuan volume atau luas suatu perairan tertentu, yang dapat dinyatakan dalam satuan seperti mg C/m3/hari atau mg C/m2/tahun. Besarnya produksi itu sendiri dikenal sebagai produksi primer, yang dapat dinyatakan dengan satuan seperti g C/m3. Tetapi dalam praktiknya, kedua istilah itu sering digunakan dengan saling tukar. Dalam hal ini yang mengambil peran penting dalam produktifitas laut adalah plankton (Barry H., 1984)

Dalam sumber daya perairan dapat ditentukan tinggi rendahnya tingkat potensial berdasarkan tingkat produktivitas suatu perairan yang dilatar belakangi oleh kajian fisik, kimiawi maupun hayati. Sedangkan plankton adalah termasuk dalam kajian fisik hayati (Castro dan Huber 2000).

Plankton merupakan biota (hewan maupun tumbuhan) yang hidupnya melayang atau mengambang dalam air, dan selalu terbawa hanyut oleh arus. Istilah plankton diperkenalkan oleh Victor Hensen tahun 1887, yang berasal dari bahasa yunani ,”planktos”, yang berarti menghanyut atau mengembara. Plankton dibagi menjadi beberapa golongan sesuai dengan fungsi, ukuran, daur hidup dan sifat sebarannya. Plankton yang berupa hewan disebut zooplankton sedangkan yang berupa tumbuhan disebut fitoplankton (Castro dan Huber 2000)
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah dengan adanya praktikum planktonologi ini praktikan diharapkan dapat:
1. Mengetahui definisi serta terminology Fitoplankton
2. Mengklasifikasikan genus serta cirri-ciri Fitoplankton





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Plankton
Plankton adalah suatu organisme yang berukuran kecil yang hidupnya terombang ambing oleh arus air. Mereka terdiri dari makhluk hidup sebagai hewan (zooplankton) ataupun sebagai tumbuhan (fitoplankton).Kelompok-kelompok organisme yang hanyut bebas dalam laut dan sangat lemah daya renangnya dinamakan plankton. Kemampuan berenang organisme-organisme planktonik demikian lemah sehingga mereka sama sekali dikuasai oleh gerakan-gerakan air. Plankton dapat dibagi menjadi dua golongan, yakni : fitoplankton terdiri dari tumbuhan laut yang bebas melayang dan hanyut dalam laut serta mampu berfotosintesisi dan zooplancton ahila hewa-hewan laut yang planktonik. (Nybbaken,1982)Arinardi,dkk (1997) mengelompokkan plankton berdasarkan ukuran, habitat, serta daur hidupnya. Berdasarkan ukurannya, plankton dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok yang dapat di lihat pada table (Dussart, 1965 dalam Omori Ikeda, 1984).
Plankton adalah suatu organisme yang berukuran kecil yang hidupnya erombang ambing oleh arus di laut bebas. Mereka terdiri dari makhluk-makhluk yang hidupnya sebagai hewan (zooplankton) dan sebagai tumbuhan (phytoplankton). Kecilnya ukuran plankton tidakla mengandung arti bahwa plankton tidaklah mengandung arti bahwa mereka adalah organisme yang kurang penting. Mereka merupakan sumber makanan bagi ikan komersial yang penting yang hidup di lautan. Dengan kata lain, kelangsungan hidup ikan bergantung pada jumlah plankton yang ada. Ikan merupakan salah satu makanan penting bagi manusia, secara tidak langsung makanan yang kita makanpun tergantung pada mereka (Hutabarat, 1986).
Ukuran dari organisme plankton pada umumnya relative sangat kecil atau berukuran mikroskopis. Sepanjang hidupnya selalu terapung dan daya hidupnya tergantung dari pergerakan masa air ata pola arus. Namun demikian, terdapat pula jenis plankton yang pergerakannya sangat kuat sehingga dapat melakukan migrasi harian. (Trimaningsih,2005)





Tabel. Pengelompokkan plankton berdasarkan ukurannya.
Kelompok Ukuran Biota utama
Plankton non-net*
Ultrananoplankton
Nanoplankton
Mikroplanton


Plankton net*
Mesoplankton
Makroplankton

Mikronekton

Megaloplankton
2 m
2 – 20 m
20 – 200 m



200 m – 2 mm
2 – 20 mm

20 – 200 mm

20 mm
Bakteria
Fungi, Flagellata, dan Diatom kecil
Sebagian besar fitoplankton, Foraminifera, Ciliata, Rotifera , dan Nauplius Copepoda

Cladocera, Copepoda, dan Larvaceae
Pteropoda, Copepoda, Euphausiid, Chaetognatha.
Chepalopoda,Euphausiid, Sargestid, Myetopid.
Scyphozoa, Thaliaceae .
Masih ada dua isilah lagi bagi plankton, yaitu yang bersangkut-paut dengan daur hidup organisme planktonik. Suatu organisme akuatik yang seluruh daur hidupnya bersifat planktonik termasuk golongan holoplankton. Kemudian, meroplankton ialah organisme-organisme akuatik yang hanya sebagian dari daur hidupnya bersifat plantonik. Termasuk dalam golongan meroplankton ialah berbagai larva hewan laut yang pada stadium dewasa hidup sebagai bentos atau nekton (Nybbaken,1982)
Klasifikasi Plankton
Berdasarkan kedalamannya plankton dapat dibagi menjadi :
1. Pleuston, adalah biota plankton yang menempati bagian permukaan air laut, dimana selalu berhubungan dengan udara. Kelompok plankton ini seringkali diklasifikasikan kedalam kategori tersendiri dari plankton dikarenakan pergerakannya lebih banyak dipengaruhi oleh angin dibandingkan dengan arus. Contohnya : Physalia dan Velella ( Hydrozoa ).
2. Neuston, adalah biota plankton yang tinggal pada lapisan permukaan dari kedalaman beberapa sampai dengan 10 millimeter.
3. Epipelagic Plankton, adalah biota plankton yang menempati lapisan perairan sampai dengan kedalaman 300 m pada siang hari.
4. Mesopelagic Plankton, adalah biota plankton yang menempati lapisan perairan diantara 300 sampai dengan 1000 meter pada siang hari.
5. Bathypelagic Plankton, adalah biota plankton yang menempati lapisan perairan diantara 1000 sampai dengan 3000 - 4000 meter pada siang hari.
6. Abyssopelagic Plankton, adalah biota plankton yang menempati lapisan perairan lebih dari 3000 - 4000 meter.
7. Epibenthic Plankton ( Demersal atau Bottom Living Plankton ), adalah biota plankton yang menempati lapisan perairan mendekati dasar atau secara temporer berkaitan dengan lapisan permukaan dasar.
Sedangkan pengelompokan plankton berdasarkan habitat adalah sebagai berikut:
A. Plankton bahari (haliplankton)
a.Plankton oseanik : plankton yang hidup di luar paparan benua.
b.Plankton neritik: plankton yang hidup diatas paparan benua (mulutsungai, perairan pantai, dan perairan lepas pantai).
c.Plankton air payau : plankton yang hidup di perairan salinitas rendah (0,5 – 30 ).
B. Plankton air tawar (limnoplankton)
( Omori dan Ikeda 1992)

Semua plankton yang hidup di perairan dengan selinitas kurang dari 0,5 Sedangkan pengelompokkan plankton berdasarkan daur hidupnya adalah sebagai berikut :
A. Plankton tetap (holoplankton)
Biota yang seluruh daur hidupnya dilalui sebagai plankton.
Contoh : Chaetognatha dan Copepoda.
B. Plankton sementara (meroplankton)
Biota yang sebagian hidupnya dilalui sebagai plankton, misalnya pada stadia telur dan larva berbagai jenis ikan, cumi dan kerang kerangan ( Omori dan Ikeda 1992)
Plankton terdiri dari dua kelompok besar organisme akuatik yang berbeda yaitu organisme fotosintetik atau fitoplankton dan organisme non fotosintetik atau zooplankton. (Sunarto, 2008)

2.2. Fitoplankton

Phytoplankton adalah termasuk bentuk biota tanaman ; dimana bentuk biota tanaman tersebut bersifat autotrophic dan menyumbang secara langsung terhadap keberadaan pakan di permukaan air dengan mengembangkan protoplasmanya dan cadangan makanan secara langsung dari karbon dioksida dan larutan garam di laut( Newell and Newell , 1977 ). Menurut Sachlan ( 1982 ) dan Arinardi dkk ( 1997 ) yang dimaksud dengan phytoplankton adalah plankton nabati. Selanjutnya Sumich dan Dudley ( 1992 ) mendefinisikan phytoplankton adalah biotra mikroskopik, mengapung bebas dan merupakan produser primer. Lebih lanjut ditambahkan bahwa phytoplankton adalah biota laut photosintetik, sebagai produser primer ekosistem laut, dan berada pada rantai pertama dari jaring – jaring makanan.

Fitoplankton atau plankton nabati adalah plankton tumbuhan yang berukuran microscopis, yang hidup di perairan dengan pergerakan yang lemah dan sangat dipengaruhi oleh pergerakan arus sekecil sekalipun. Jenis plankton ini dapat berfotosintesis dan merupakan pemasok energi terbesar dalam ekosistem laut dan juga berperan sebagai Poduser primer dalam jaring – jaring makanan . Pada umumnya fitoplankton di laut didomonasi oleh Diatom ( bacillariophiceae ), Diniflagellata, Coccolithophore dan Criptomonads, namun yang sering terjaring adalah diatom dan dinoflagellata sebab mempunyai ukuran yang lebih besar jika dibandingkan dengan fitoplankton yang lain.
Pertumbuhan fitoplankton sangat tergentung pada kondisi perairan, sinar matahari kandungan nutrient dan jumlah predator ( pemangsa ) yang ada di perairan itu. Karena sinar matahari umumnya selalu tersedia di daerah tropis seperti Indonesia, maka pada perairan dengan kandungan nutrient tinggi dapat mengakibatkan terjadinya ledakan pertumbuhan fitiplankton atau sering disebut dengan bloming ftoplankton.
Secara alami kepadatan fitoplankton dapat dikontrol oleh organisma yang memakan fitoplankton seperti zooplankton; kompetisi antar sesama alga; dan bisa punah akibat kehadiran parasit seperti: protozoa, kapang, bakteri atau virus ( Nutja dkk, 1997 )
Adapun keberadaan Fitoplankton di lautan adalah sangat banyak, namun Fitoplankton yang sering terjaring di perairan adalah yang tergolong ke dalam dua kelompok besar, yaitu Diatom dan Dinoflagellata.
1. Diatom ( bacillariopiceae )
Diatom mudah dibedakan dari Dinoflagelata karena diatom hidup dalam suatu kotak gelas yang unik dan tidak memiliki alat – alat gerak. Kotak ini terdiri dua bagian ( epiteca dan hipoteca ) yang dinamakan katup ( valve ). Bagian yang menyatukan kedua bagian ini disebut Girdle. Bagian hidup diatom terdapat dalam kotak ini. Kotak terbuat dari silicon dioksida yaitu bahan utama pembuat gelas, berhiaskan lubang – lubang besar kecil dengan pola – pola yang khas menurut spesies Diatom.Adanya hiasan–hiasan ini menyebabkan Diatom popular diantara mereka.yang dalam pekerjaannya menggunakan mikroskop konvensional atau mikroskop elektronik (Nybakken, 1992)

Diatom merupakan Produsen primer yang terbanyak. Mereka terdapat disemua bagian lautan, tetapi teramat melimpah didaerah permukaan dan dilintang tinggi, dimana terdapat air dingin yang penuh zat hara. Biota bersel satu ini umumnya dinamakan alga coklat emas karena warnanya. Diatom mempunyai ukuran yang sangat beranekaragam, dari beberapa micrón sampai beberapa milimeter. Kerangka silikonnya menunjukkan bebtuk – bentuk dan pola – pola rumit dan halus ( Kasijan & Juwana, 1999)
2. Dinoflagellata
Kelompok utama kedua, Dinoflagelata dicirikan oleh sepasang flagela yang digunakan untuk bergerak di dalam air. Dinoflagelata tidak memiliki kerangka luar yang terbuat dari silikon, tapi sering memiliki suatu “Baju Zirah” berupa lempeng lempeng celulosa yaitu suatu karbohidarat. Pada umumnya dinoflagelata berukuran kecil hidup tunggal dan jarang membentuk rantai. Sama halnya dengan Diatom, Dinoflagelata berkembang biak melalui proses pembelahan. Beberapa Dinoflagelata seperti Noctiluca mampu menghasilakan cahaya melalui proses Bioluminesense. Bila Noctiluca terdapat dalam jumlah besar mereka dapat menyebabkan jalur ombak tampak bercahaya di malam hari. Banyak Dinoflagelata seperti Noctiluca tidak dapat berfotosintesis. Anggota Fitoplankton yang merupakan minoritas ialah berbagai alga hijau biru, Kokolitofor dan Siliko flagelata. Cynophyceae lautan hanya terdapat dilaut tropik dan sering kali membentuk filamen yang padat dan mewarnai laut (Nybakken, 1992).

BAB III
MATERI DAN METODE



3.1 Waktu dan Tempat
3.1.1 Fitoplankton 1
Hari, Tanggal : Senin, 11 April 2011
Pukul : 14.00 – 15.00 WIB
Tempat : Laboratorium Biologi Laut, Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Semarang

3.1.2 Fitoplankton II
Hari, Tanggal : Senin, 18 April 2011
Pukul : 14.00 – 15.00 WIB
Tempat : Laboratorium Biologi Laut, Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Semarang

3.1.3 Fitoplankton III
Hari, Tanggal : Senin, 25 April 2011
Pukul : 14.00 – 15.00 WIB
Tempat : Laboratorium Biologi Laut, Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Semarang

3.1.4 Fitoplankton IV
Hari, Tanggal : Senin, 2 Mei 2011
Pukul : 14.00 – 15.00 WIB
Tempat : Laboratorium Biologi Laut, Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Semarang





3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat
1. Mikroskop
Mikroskop adalah suatu benda yang berguna untuk memberikan bayangan yang diperbesar dari benda-benda yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop terdiri dari beberapa bagian yang memiliki fungsi tersendiri untuk mengidentifikasi dari sampel plankton yang telah ditaruh dikaca preparat dengan dilapisi deagles.
2. Sedgewick Rafter
Merupakan tempat ditaruhnya sampel plankton yang telah diambil dengan menggunakan pipet tetes,yang kemudian sampel tersebut diteteskan diatasnya yang kemudian diamati dengan menggunakan mikroskop.
3. Buku Identifikasi
Merupakan media untuk menentukan dari jenis plankton yang sudah ditemukan dengan mikroskop.
4. Pipet Tetes
Merupakan alat yang digunakan untuk mengambil sampel dari plankton yang terdapat dalam gelas beker,dan kemudian diteteskan keatas kaca preparat
5. Alat tulis
Untuk menggambar dan menulis hasil praktikum
6. Tissue
Untuk membersihkan air yang berada pada cover glass
7. Cover Glass
Untuk Menutup Sedgewick setelah ditetesi sampel
8. Botol Sampel
Digunakan untuk tempat sampel plankton

3.2.2 Bahan

1. Formalin 4%
Digunakan untuk mengawetkan sampel plankton
2. Sampel Fitoplankton
Sampel yang akan diamati
3. Lugol
Untuk memberikan warna



3.3 Cara Kerja

1. Menyiapkan Mikroskop dan peralatan praktikum
2. Mengambil sampel fitoplankton dengan menggunakan pipet tetes sebanyak 1 ml
3. Menaruh sampel kedalam Sedewick rafter, kemudian di tutup dengan cover glass, jangan sampai ada gelembung udara
4. Mengamati sampel fitoplankton dengan pembesaran mikroskop
5. Gambar dan definisikan






BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa sampel fitoplankton, didapatkan lima belas jenis fitoplankton yang sebagian besar dari divisi Bacillariophyta sebanyak 8 genus, Chrysophyta sebanyak 4 genus dan Pyrrophycophyta, Chyanophyta, Dinoflagellata masing-masing 1 genus. Genus yang saya temukan dalam praktikum Fitoplankton ini adalah: Mastogloia, Nitzchia, Bacteriastrum, Asterionella, Strepthoteca,Hemiaulus, Navicula, Coscinodiscus, Pleurosigma,Gyrosigma, Noctiluca, Calothrix, Ceratium.
Biddulphia, dan Skeletonema.Didapatkan 2 genus yang sama tercatat dalam hasil praktikum ini yaitu Nitzchia, sebenarnya genus-genus dari Divisi Bacillariophyta sering ditemukan dalam praktikum. Bacillariophyta (diatom) kata bacil yang berarti batang, sehingga sebagian besar genus dari Bacillariophyta berbentuk seperti batang.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fitoplankton yaitu; Cahaya, Salinitas, Turbiditas, Nutrien,Suhu



5.2 Saran
1. Pada saat pengidentifikasian banyak sampel yang rusak, jadi pada saat sampling lebih baik sampel plankton yang didapatkan langsung dimasukkan kedalam botol sampel dan larutan yang digunakan berupa formalin 4 % sehingga sampel plankton tidak rusak karena sampel yang berupa fitoplankton mudah rusak.
2. Pastikan alat dalam keadaan baik, sehingga tidak mengganggu dalam pelaksanaan praktikum ini.
3. Hati-hati dalam menggunakan alat.
4. Sebaiknya praktikan di ajak dalam proses pengambilan sampel sehingga dapat mengetahui habitat dari fitoplankton tersebut.




DAFTAR PUSTAKA



Angka, S.L. dan Maggy. T.S. 2000. Bioteknologi Hasil Laut. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Laut, IPB, Bogor.
Arinardi, O.H., A.B. Sutomo, S.A. Yusuf, Trianingnsih, E. Asnaryanti dan S. H. Riyono. 1997. Kisaran Kelimpahan dan Komposisi Plankton Predominan di Perairan Kawasan Timur Indonesia. P3tyfO-LIPI. Jakarta.
Boney, A. D. 1989. New Studies in Biology-Phytoplankton. Second Edition. London: Great Britain.
Briggs,M.2004.WidescaleBiodieselProductionfromAlgae.http://www.unh.edu/p2/biodiesel/article_algae.html. Diakses 22 Juni 2009.
Campbell, N.A, J.B.Reece & L.G. Mitchell. 2002. Biologi Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Davis, C.C. 1951. The Marine and Freshwater Plankton. Michigan State University Press, USA.
Ginet, R & A.L. Roux, 1974. Les Plans d’Organisation du Règne Animal : Manuel de Zoologie. Doin Edit. 247
Goldman, C.R. and A.J. Home. 1983. Limnology. Mc. Graw Hill Internaional Book Company, Tokyo
Newell, C.E & Newell, R.C., 1977. Marine Plankton. Hutcn mhinson & Co. 231p
Nontji Anugrah. 2008. Plankton Laut. LIPI press. Jakarta.
Nybakken, J.W. 1982. Biologi Laut. Suatu Pendekatan Ekologis. Alih bahasa H. Muh. Eidman. PT. Gramedia, Jakarta.
Parsons, T.R. Masayuki, T. dan Barry H., 1984. Biological Oceanographic Processes. 3rd Edition. Pergamon Press, Oxford
Romimohtarto, K dan Juwana, S. 1999. Biologi Laut-Ilmu Pengetahuan tentang Biota Laut. Jakarta: P3O-LIPI.
Sulisetijono, 2009. Bahan Serahan Alga. Malang: UIN Press.
Tjitrosoepomo Gembong. 1998. Taksonomi Tumbuhan. UGM press. Yogyakarta.
anovssetya.blogspot.com
Diakses pada hari Jum’at, 29 April 2011 pukul: 14.30wib
http://lawrencehallofscience.stores.yahoo.net/scum.html
Diakses pada hari Jum’at, 29 April 2011 pukul: 14.30wib
http://www.sith.itb.ac.id
Diakses pada hari Rabu, 4 Mei 2011 pukul: 20.45wib
repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/5436/C08yhe.pdf?...4
Diakses pada hari Jum’at, 29 April 2011 pukul: 14.30wib
tyanagbio.blogspot.com/.../laporan-taksonomi-tumbuhan-rendah-kelas_5779.html
Diakses pada hari Jum’at, 29 April 2011 pukul: 14.30wib
www.scribd.com/doc/39946291/Acara-Praktikum-1-Takson-Ira
Diakses pada hari Kamis, 5 Mei 2011 pukul: 19.00wib
zaifbio.wordpress.com/2009/01/30/chrysophyta
Diakses pada hari Jum’at, 29 April 2011 pukul: 14.30wib

2 komentar: